LuqmanID, Semarang – Dalam mendukung syiar Muhammadiyah Berkemajuan, Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Cabang Muhammadiyah Gunungpati 2 Kota Semarang melakukan rapat koordinasi penyusunan program-program berkemajuan (19/08) mendukung program kerja PCM Gunungpati 2. Rapat koordinasi yang dipimpin oleh ketua MPI PCM Gunungpati 2 Dr. Masrukan, M.Si. – Dosen Asesmen Pembelajaran Matematika, Analisis Real Pendidikan Matematika S2 FMIPA UNNES – dilaksanakan di salah satu Kantor (tidak tetap) MPI PCM Gunungpati 2 yaitu di Resto Bersua at The Heights Gebyok Patemon Gunungpati Semarang.
MPI PCM Gunungpati menggunakan istilah kantor karena merupakan tempat bekerja untuk menyusun program-program berkemajuan. Menurut KBBI istilah kantor adalah 1) balai (gedung, rumah, ruang) tempat mengurus suatu pekerjaan (perusahaan dan sebagainya); 2) tempat bekerja. Sehingga tercatat dalam sejarah dunia, bahwa MPI PCM Gunungpati 2 menyusun program-program berkemajuannya menggunakan kantor (tidak tetap) pertama yang representatif. Kenapa harus representatif? di tempat yang representatif harapannya bisa melahirkan program-program berkemajuan yang dapat bermanfaat bagi Umat.
Dalam sambutan pembukaan rapat koordinasi MPI PCM Gunungpati 2 Ustadz Kasmui menyampaikan “Kerja MPI sangat strategis, tidak hanya mengurusi program kerja sendiri tetapi juga semua item program kerja majelis lain. Kerja MPI adalah syiar dakwah, karena itu harus dilaksanakan secara baik dan terencana agar dapat memberi manfaat bagi jama’ah khususnya dan umat Islam pada umumnya.
Program kerja MPI meliputi program kerja jangka panjang, jangka pendek dan program kerja rutin. Sesuai perkembangan zaman, maka sekarang ini program kerja MPI harus mengintegrasikan berbagai media, khususnya “Social Media” yang banyak digunakan untuk menginformasikan, mengkomunikasikan, dan mensosialisasikan program kerja kepada masyarakat Islam.
Disamping itu MPI perlu sekali mengelola website sebagai media syiar dakwah secara profesional, berisi materi dan dokumen yang perlu diinformasikan secara tetap dan juga berisi informasi atau berita rutin yang perlu diketahui masyarakat.”
Berikutnya Ketua MPI PCM Gunungpati 2 Ustadz Masrukan menyampaikan MPI menjadi corong dari persyarikatan, semua majelis membutuhkan MPI. Masalah yang ada selama ini, sosialisasi program-program yang ada di PCM kurang. Yang penting tidak hanya mencari dana, namun pertanggung jawaban dananya perlu untuk diperhatikan juga.
Beberapa gagasan lahir dalam rapat koordinasi tersebut salah satunya tentang ide membuat Masjid 5.0, ide ini muncul dari istilah Society 5.0. Mengutip dari web DJKN Kemenkeu RI Jepang yang pertama kali memperkenalkan visi dari Revolusi Industri 5.0. Saat itu, konsep ini mereka sebut sebagai Society 5.0 pada pameran CeBIT di Jerman. Ketika industri 4.0 menggaungkan wacana bahwa AI akan menggantikan manusia, industri 5.0 justru tidak beranggapan demikian. Sebagai penyempurnaan era 4.0, adanya teknologi seperti AI dan robot justru hadir untuk bekerja sama dengan manusia. Society 5.0 era dimana Industri ramah terhadap manusia, bukan menggantikan pekerjaan manusia tetapi membantu manusia dalam memudahkan melaksanakan pekerjaan.
Menurut Asdep Deputi Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar dan Menengah Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dalam Web Kemenko PMK Raden Wijaya Kusuma Wardhana menyampaikan, Era Society 5.0 menempatkan manusia sebagai komponen utamanya. Di Era Society 5.0 mempersyaratkan tiga kemampuan utama yang perlu dimiliki setiap individu, yaitu: creativity, critical thinking, communication and collaboration.
Masjid 5.0 hadir untuk melayani kebutuhan jamaah dengan menghadirkan konsep Smart Masjid yang merupakan ide dari Ustadz Kasmui yang akan diterapkan di Masjid Attaqwa Patemon Gunungpati. Ide ini memanfaatkan teknologi untuk melayani kebutuhan jamaah, baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani untuk jamaah dihadirkan dengan memberikan pelayanan fisik masjid ramah terhadap jamaah yang datang ke masjid. Sedangkan kebutuhan rohani diberikan dalam bentuk kajian-kajian, bimbingan rohani maupun diskusi-diskusi sesuai dengan HPT Muhammadiyah yang akan dibimbing oleh Ustadz-ustadz Muhammadiyah. Semua kebutuhan tersebut akan didukung menggunakan teknologi-teknologi yang ada. Sudah saatnya masjid menjadi Pusat Peradaban yang ramah, dan dapat membangkitkan potensi-potensi Jamaah. Semoga dengan hadirnya konsep Masjid 5.0 kebutuhan jamaah dapat terlayani.